Gaya hidup ternyata
mempengaruhi pola konsumsi. Begitu juga dengan pola konsumsi buah-buahan.
Masyarakat, khususnya kelas menengah ke atas, kini cenderung mengkonsumsi buah
yang praktis, termasuk dalam segi ukuran
Besar tak lagi menjadi standar untuk diburu. Justru ukuran kecil
yang mulai banyak dicari. Alasannya, selain praktis, sekali konsumsi bisa
langsung habis. Salah satu jenis buah ‘mini’ yang mulai banyak beredar di
pasaran adalah semangka.
Setelah semangka, kini menyusul melon mini. Jika selama ini kita
melihat ukuran melon yang besar dengan warna kulit hijau keabu-abuan. Tapi
sekarang, kita bisa menemui melon dengan kulit berwarna kuning dan ukurannya
mini.
Direktur Perbenihan Hortikultura Ditjen Hortikultura Kementerian
Pertanian, Sri Wijayanti Yusuf mengatakan, saat ini produsen benih dalam negeri
sudah mampu menciptakan benih buah yang berpotensi untuk ekspor. Contohnya,
buah melon yang ukurannya kecil seperti apel, bahkan bisa langsung dimakan tak
perlu dikupas.
“Melon jenis tersebut memang sudah dikembangkan di negara lain.
Tapi penelitian melon mini yang bisa langsung dimakan masih berlangsung, karena
dari segi rasa masih kurang manis. Tapi dari ukuran sudah ada,” ujarnya kepada
Sinar Tani di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Data Ditjen Hortikultura, hingga 2015 jenis melon yang telah
didaftarkan ataupun dilepas Kementerian Pertanian sebanyak 94 varietas. Dari 94
varietas ada beberapa tipe yakni tipe net dengan kulit berjaring dan
daging putih kehijauan sebanyak 42 varietas, not net (kulit tanpa jaring) 27
varietas, serta rock melon (kulit berjaring dengan daging buah berwarna) 25
varietas.
Menurut
Sri Wijayanti, keunggulan varietas melon Indonesia yakni mampu beradaptasi dengan
baik terhadap kondisi agroklimat, rasa manis sesuai preferensi konsumen.
Benihnya juga dapat diproduksi di dalam negeri, sehingga harganya lebih
terjangkau.
Laku di Pasar Dunia
Bahkan lanjut Sri Wijayanti, produsen benih dalam negeri sudah
mampu mengekspor benih melon. Data menyebutkan, tahun 2014 nilai ekspor benih
melon mencapai 673.350 dolar AS dengan volume 4,489 ton. Angka tersebut lebih
tinggi dibandingkan impor senilai 169.950 dolar AS sebanyak 1,133 ton. Produksi
benih melon saat ini mencapai 15 ton per tahun yang didominasi perusahaan
swasta.
Sedangkan produksi melon mencapai 150.347 ton dengan luas panen
8.185 ha. Sentra melon tersebar di Jawa Timur, Banten, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Kasubid Benih Tanaman Buah, Ditjen Hortikultura Kementerian
Pertanian, Elnizar Zainal saat Kunjungan Pers di Solo, beberapa waktu
lalu mengatakan, salah satu komoditas hortikultura yang memberikan keuntungan
cukup tinggi, baik pelaku usaha hulu dan hilir adalah melon.
“Kami berharap melon varietas unggul dapat dikembangkan di
berbagai daerah. Mengingat melon sendiri memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Sehingga dapat mendorong perekonomian masyarakat,” katanya. Selain itu melon
memiliki keunggulan karakteristik dibanding buah lainnya. Di antaranya dapat ditanam
di sepanjang musim dengan umur yang tidak terlalu panjang, hanya sekitar 60
hari.
Sementara itu, Direktur CV Multi Global Agrindo, Mulyono
Herlambang, pihaknya sudah mengekspor benih melon dengan omzet penjualan
mencapai Rp 4 miliar/tahun. Benih melon hasil pemuliaannya yang mampu menembus
pasar dunia yakni Melon LADIKA 108 (Lahir Di Karanganyar), Melon SUMO 28 (Suka
Usaha Melon Oke), Melon MAI 116, 119 (Melon Asli Indonesia).
“Perusahaan
benih dalam negeri sebenarnya tidak kalah dengan perusahaan multinasional, kami
mampu menciptakan jenis melon yang kecil serta buah lainnya dan sudah diterima
di pasar Jepang, Taiwan dan Cina,” tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar