Minggu, 25 Oktober 2015

Gaya hidup ternyata mempengaruhi pola konsumsi. Begitu juga dengan pola konsumsi buah-buahan. Masyarakat, khususnya kelas menengah ke atas, kini cenderung mengkonsumsi buah yang praktis, termasuk dalam segi ukuran

Besar tak lagi menjadi standar untuk diburu. Justru ukuran kecil yang mulai banyak dicari. Alasannya, selain praktis, sekali konsumsi bisa langsung habis. Salah satu jenis buah ‘mini’ yang mulai banyak beredar di pasaran adalah semangka.
Setelah semangka, kini menyu­sul melon mini. Jika selama ini kita melihat ukuran melon yang besar dengan warna kulit hijau keabu-abuan. Tapi sekarang, kita bisa menemui melon dengan kulit berwarna kuning dan ukurannya mini.
Direktur Perbenihan Hortikul­tura Ditjen Hortikultura Kemente­rian Pertanian, Sri Wijayanti Yusuf mengatakan, saat ini produsen benih dalam negeri sudah mam­pu menciptakan benih buah yang berpotensi untuk ekspor. Contohnya, buah melon yang ukurannya kecil seperti apel, bahkan bisa langsung dimakan tak perlu dikupas.
“Melon jenis tersebut memang sudah dikembangkan di negara lain. Tapi penelitian melon mini yang bisa langsung dimakan masih berlangsung, karena dari segi rasa masih kurang manis. Tapi dari ukuran sudah ada,” ujarnya kepada Sinar Tani di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Data Ditjen Hortikultura, hing­ga 2015 jenis melon yang telah didaftarkan ataupun dilepas Kementerian Pertanian sebanyak 94 varietas. Dari 94 varietas ada beberapa tipe  yakni tipe net dengan kulit berjaring dan daging putih kehijauan sebanyak 42 varietas, not net (kulit tanpa jaring) 27 varietas, serta rock melon (kulit berjaring dengan daging buah berwarna) 25 varietas. 
Menurut Sri Wijayanti, keung­gulan varietas melon Indonesia yakni mampu beradaptasi de­ngan baik terhadap kondisi agro­klimat, rasa manis sesuai preferensi konsumen. Benihnya juga dapat diproduksi di dalam negeri, sehingga harganya lebih terjangkau.
Laku di Pasar Dunia
Bahkan lanjut Sri Wijayanti, produsen benih dalam negeri sudah mampu mengekspor benih melon. Data menyebutkan, tahun 2014 nilai ekspor benih melon mencapai 673.350 dolar AS dengan volume 4,489 ton. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan impor senilai 169.950 dolar AS sebanyak 1,133 ton. Produksi benih melon saat ini mencapai 15 ton per tahun yang didominasi perusahaan swasta.
Sedangkan produksi melon mencapai 150.347 ton dengan luas panen 8.185 ha. Sentra melon tersebar di Jawa Timur, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Kasubid Benih Tanaman Buah, Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian,  Elnizar Zainal saat Kunjungan Pers di Solo, beberapa waktu lalu mengatakan, salah satu komoditas hortikultura yang memberikan keuntungan cukup tinggi, baik pelaku usaha hulu dan hilir adalah melon. 
“Kami berharap melon varietas unggul dapat dikembangkan di berbagai daerah. Mengingat melon sendiri memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sehingga dapat mendorong perekonomian masyarakat,” katanya. Selain itu melon memiliki keunggulan karakteristik dibanding buah lainnya. Di antaranya dapat di­tanam di sepanjang musim dengan umur yang tidak terlalu panjang, hanya sekitar 60 hari. 
Sementara itu, Direktur CV Multi Global Agrindo, Mulyono Herlambang, pihaknya sudah meng­ekspor benih melon dengan omzet penjualan mencapai Rp 4 miliar/tahun. Benih melon hasil pemuliaannya yang mampu me­nem­bus pasar dunia yakni Melon LADIKA 108 (Lahir Di Karanganyar), Melon SUMO 28 (Suka Usaha Melon Oke), Melon MAI 116, 119 (Melon Asli Indonesia).
“Perusahaan benih dalam negeri sebenarnya tidak kalah dengan perusahaan multinasional, kami mampu menciptakan jenis melon yang kecil serta buah lainnya dan sudah diterima di pasar Jepang, Taiwan dan Cina,” tuturnya.


Tagged:

0 komentar:

Posting Komentar