Senin, 30 November 2015
Senin, November 30, 2015 by UnknownNo comments
Kamis, 26 November 2015
Minggu, 22 November 2015
Minggu, November 22, 2015 by UnknownNo comments
Keberhasilan
budidaya tanaman cabe sangat ditentukan oleh kemampuan petani dalam mengendalikan hama atau penyakit yang
menyerang tanaman, disamping juga oleh teknik budidaya yang dipilih.Gejala penyakit yang hampir selalu muncul
pada pertanaman cabe adalah daun atau pucuk keriting, baik melengkung ke atas
maupun ke bawah kemudian dalam tingkat serangan yang parah akan menguning
dengan tulang daun yang terlihat jelas. Gejala seperti ini dapat disebabkan
oleh hama Mite (Tetranychus Sp), Aphis (Aphis Sp), dan Thrips (Thrips Sp) yang
menjadi vektor bagi virus untuk menularkan penyakit keriting.
Gejala keriting yang disebabkan oleh mite,
biasanya daun cabe akan melengkung ke bawah dimana bagian bawah daun berwarna
agak kemerahan dan kaku. Mite yang menyerang cabe akan bersarang dan tinggal di
bagian bawah daun, untuk program penyemprotan yang dilakukan harus mengarah
pada bagian bawah daun. Akarisida yang dianjurkan untuk mengendalikan mite
adalah Samite 135 yang berbahan aktif Pyridaben135 g/liter dan
bekerja sebagai racun kontak dan racun pernafasan.
Hama Aphis dan Thrips sebagai penyebab keriting pada cabe,tempat bersarang dan gejala yang ditimbulkan berbeda. Aphis atau sering disebut kutu persik bersarang di bawah daun dan gejala keriting yang ditimbulkan adalah melengkung ke bawah. Sedangkan Thrips tempat bersarangnya adalah pada bunga dan pucuk-pucuk daun muda. Bunga yang terserang Thrips akan keriting dan rontok, sedangkan daun yang terserang akan keriting menggulung ke atas.
Sebenarnya ada bahaya lain yang ditimbulkan oleh Aphis atau Thrips pada tanaman cabe yaitu adanya penularan penyakit virus, karena keduanya dapat berfungsi sebagai vektor pembawa virus penyebab keriting. Seperti kita ketahui, sampai saat ini belum ada pestisida yang mampu mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh virus, sdangkan kerugian yang ditimbulkan dapat menurunkan produksi sampai 70% bahkan bisa rugi total apabila serangannya berawal saat tanaman masih kecil.
Program pengendalian penyakit virus
keriting pada cabe paling baik adalah dilakukan sejak pemilihan bibit dan
sesegera mungkin mengendalikan hama yang menjadi vektor virus. Pestisida yang
dipilih harus bersifat sistemik agar mampu menjangkau Aphids yang bersembunyi
di bawah daun dan Thrips yang bersarang di bagian bunga dan pucuk tanaman.
Salah satu insektisida yang dianjurkan untuk mengendalikan Aphis dan Thrips
pada tanaman cabe adalah Winder
25 dan Winder 100. Kedua isektisida ini berbahan aktif
imidakloprid masing-masing 25 % dan 10 %, bersifat racun kontak dan racun
lampung yang sistemik sehingga mampu melindungi tanaman yang baru tumbuh dan
mampu membunuh hama meski yang tersembunyi. Cara aplikasinya dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu penyiraman pada lubang tanam dan penyemprotan pada
seluruh bagian tanaman
Rabu, 18 November 2015
Rabu, November 18, 2015 by UnknownNo comments
Mengikuti dinamika paska
tahun 2000-an kini dan memperlihatkan kebutuhan baru untuk kembali pada pola
pertanian yang alami, dimana semuanya itu tidak tergantung pada bahan-bahan
zat-kimiawi dan sejenisnya. Hal ini sejalan dengan perkembangan pemahaman masyarakat
mengenai bahaya penggunaan bahan-bahan kimiawi dalam kandungan bahan pangan
mereka. Selain itu, gerakan perubahan untuk mendorong pola-pola pertanian yang
lebih memperhatikan kelestarian lingkungan hidup menjadi salah satu daya dorong
bermunculan dan berkembangnya usahatani organik, mulai dari beras sebagai
sumber pangan utama di banyak tempat di Indonesia, hingga holtikultura maupun
produk-produk pertanian lainnya, tegas Nur Hady dalam pembukaan seminar di
hotel Sofyan tebet dengan tema: “DARI PETANI LOKAL KE PASAR GLOBAL MODEL
USAHATANI BERAS ORGANIK DI TASIKMALAYA DAN BOYOLALI” (Jakarta 10/13/2015).
Pertanian organik adalah
sistem produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari
atau membatasi penggunaan bahan kimia sintetis (pupuk kimia/pabrik, pestisida,
herbisida, zat pengatur tumbuh dan zat aditif lainnya) dengan tujuan untuk
menyediakan produk-produk pertanian (terutama bahan pangan) yang aman bagi
kesehatan produsen dan lingkungan serta menjaga keseimbangan lingkungan.
Perkembangan pertanian organik juga didukung oleh pemerintah, diantaranya
dengan mencanangkan Indonesia Go Organik sejak tahun 2001. Produksi beras
organik sebagai salah satu produk pertanian organik, mengalami perkembangan
yang cukup pesat.
Perkembangan kondisi
masyarakat menjadi salah satu faktor utama meningkatnya permintaan pada hasil
pertanian organik, khususnya beras organik. Segmen pasar dari produk pertanian
organik, termasuk beras organik yang utama berasal dari kalangan kelas menengah
dan pasar luar negeri. Terbentuknya segmentasi ini juga berasal dari
meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat pada kesehatan, yang mengalami
pergeseran dari pengobatan penyakit pada bentuk pencegahan penyakit, yang salah
satunya dilakukan melalui konsumsi bahan pangan organik. Dikarenakan produksi
produk pertanian organik yang membutuhkan kekhususan menyebabkan harga produk
pertanian organik, termasuk beras organik masih tinggi dan hanya terjangkau
oleh kalangan kelas menengah.
Pengetahuan dan kesadaran
tentang kesehatan dan upaya menghindari konsumsi bahan pangan yang
terkontaminasi bahan kimiawi, menjadikan produk beras organik wajib memiliki
sertifikasi khusus yang membuktikan hal tersebut. Dari aspek fisik produk
akhir, sulit membedakan produk pertanian organik dengan yang bukan organik,
karena itu diperlukan sebuah mekanisme sertifikasi yang dapat menjamin konsumen
akhir bahwa produk yang mereka konsumsi adalah benar dikelola dan dihasilkan
dari praktek budidaya pertanian organik. Indonesia sendiri sudah memiliki
mekanisme sertifikasi yang dilandasi oleh Peraturan Menteri Pertanian No. 380
Tahun 2005 dan No. 297 Tahun 2007 tentang Otoritas Kompeten Pangan Organik.
Dari Otoritas Kompeten
Pangan Organik ini dibentuk lembaga-lembaga sertifikasi organik, yang saat ini
jumlahnya mencapai 7 (tujuh) Lembaga Sertifikasi Pangan Organik atau LSPO
(Komite Akreditasi Nasional, 2015).
Usahatani beras organik wajib memenuhi persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk membuktikan bahwa lahan pertanian yang digunakan tidak atau belum tercemar zat atau bahan kimia, akses pada sumber air yang baik dan juga tidak tercemar. Saat ini memang perkembangan usahatani beras organik masih tersifat tersebar dalam kelompok-kelompok petani di daerah yang memenuhi persyaratan.
Usahatani beras organik wajib memenuhi persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk membuktikan bahwa lahan pertanian yang digunakan tidak atau belum tercemar zat atau bahan kimia, akses pada sumber air yang baik dan juga tidak tercemar. Saat ini memang perkembangan usahatani beras organik masih tersifat tersebar dalam kelompok-kelompok petani di daerah yang memenuhi persyaratan.
Pertanian organik di
Indonesia sebagaimana terekam dalam beberapa hasil penelitian dan dari media
massa adalah di Provinsi Sumatera Barat yang telah berjalan sejak 1997/1998,
kemudian di Jember Jawa Timur sejak tahun 2001, Kabupaten Sleman Yogyakarta
sejak 2009, dan juga di wilayah Kabupaten Boyolali Jawa Tengah dan Kabupaten
Tasikmalaya Jawa Barat (lihat Widodo, YB, dkk, 2012). Berdasarkan latar
belakang tersebut, Aliansi Petani Indonesia (API) bersama dengan para peneliti
di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI) mencoba memotret gambaran
model-model usahatani, khususnya beras organik di beberapa daerah yang dianggap
telah berhasil mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mendorong usahatani
beras organik. Dari sini kemudian API bersama LIPI melakukan studi mendalam di
dua wilayah usahatani berbasis padi organik seperti pada Gapoktan Simpatik di
Tasikmalaya, Jawa Barat dan Aliansi Petani Padi Organik Boyolali (APPOLI) di
Boyolali, Jawa Tengah dapat menjadi contoh dan “peta jalan” bagi penguatan
usaha tani padi Indonesia di masa depan.
Secara organisasi,
usahatani SIMPATIK maupun APPOLI telah melakukan pengorganisasian produksi
melalui konsolidasi lahan produktif dengan menerapkan kontrol internal baik
pada level produksi maupun penanganan paska panen dan pemasaran. Metode
penanaman, pemilihan benih hingga pemupukan, irigasi hingga paska panen
dikelola secara sistematis dan terukur. Pada komoditi beras, kedua organisasi
usaha tani tersebut juga menerapkan kontrol yang ketat melalui penggunaan
ternologi penggilingan sendiri, hingga didapatkan hasil sesuai standard
kualitas yang diinginkan, serta didukung dengan berbagai sertifikasi baik
nasional maupun internasional, untuk memudahkan produk beras oragnik tersebut
meluncur ke pasar dengan harga yang baik.
Saat ini kedua organisasi
usaha tani tersebut telah mampu menembus pasar internasional, baik asia seperti
Malaysia, Singapore, Brunei serta Negara-negara Eropa seperti Belgia, Belanda
dan Jerman.
Dari gambaran model-model usaha tani ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi
Petani, Kelompok Petani, Koperasi Petani, pemerintah daerah dan pemerintah
ataupun masyarakat lainnya untuk memahami usahatani beras organik.
Mendapatkan masukan dari berbagai pihak atas temuan lapang selama proses penelitian “Dari Petani Lokal Ke Pasar Global Model Usahatani Beras Organik Di Tasikmalaya Dan Boyolali”, sehingga dapat melengkapi gambaran usahatani beras organik mulai dari proses persiapan kelompok petani, proses penataan lahan, proses tata produksi, dan penanganan paska panen yang efektif sehingga mengurangi kerugian dan meningkatkan keuntungan bagi petani.
Jumat, 13 November 2015
Jumat, November 13, 2015 by UnknownNo comments
Lampung (12/11) Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, menyambangi kebun buah seluas 3.700 hektar saat blusukan ke Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Di kebun milik PT. Nusantara Tropical Farm (NTF) itu, Mentan sempat berkeliling serta melepas ekspor nanas dan pisang untuk tujuan Amerika Serikat (AS) hingga China.
Mentan beserta rombongan tiba di lokasi sekitar pukul 15.00 WIB di lokasi dan disambut pemilik PT NTF, Budi Setiawan. Kemudian, rombongan disuguhkan aneka buah seperti, pisang, nanas, pepaya, jambu kristal dan buah naga.
Sambil menikmati sajian buah, Mentan sempat bertanya kepada pemilik NTF.
“Ini luas lahannya berapa, dan buah yang diekspor apa saja,” tanya Mentan ke Budi, di kantor PT NTF, Way Kambas, Lampung Timur, Lampung, Rabu (11/11/2015).
Lalu, Budi menjelaskan kepada Mentan, kebun NTF berdiri sejak 1993 dan luasnya mencapai 3.700 hektar.
“Kami tanam pisang, jambu kristal, nanas segar, buah naga, dan pepaya. Pisang dan nanas sudah kami ekspor rutin dalam jumlah besar. Kita sedang kembangkan terus pembibitannya dan akan perluasan lahan lagi,” terang Budi.
Selain itu, Budi mengatakan, pada 2014 lalu, produksi nanas mencapai 513,58 ton nanas segar. Ekspor nanas kaleng mencapai 9.021 kontainer dan konsentrat nanas sebanyak 1.629 kontainer. Total ekspor pada 2014 mencapai 10.650 kontainer.
Kemudian, produksi 2015 meningkat menjadi 514.750 ton nanas segar. Ekspor nanas kaleng mencapai 9.535 kontainer dan konsentrat sebanyak 1.622 kontainer. Total sudah mengekspor 11.417 kontainer. Selain itu, juga mengekspor nanas dan pisang ke beberapa negara diantarsnya Amerika Serikat, Amerika Latin, Eropa, Timur Tengah, Jepang, China, dan Australia.
Seusai dialog, rombongan Mentan kemudian diajak berkeliling kebun pisang dan nanas. Mentan juga berkesempatan melihat proses pasca panen. Tandan pisang sama sekali tidak menyentuh tanah. Tiap tandan pisang diproses dengan steril dan sangat teliti. Kotoran dibersihkan dari tiap sisir pisang. Pisang disortir tiap sisirnya lalu dikemas dalam kotak kardua. Di akhir proses sudah siap tiga unit kontainer besar yang dilengkapi pendingin untuk mengangkut pisang untuk diekspor.
(Sumber: www.detik.com)
Jumat, November 13, 2015 by UnknownNo comments
Persyaratan Tumbuh Jambu kristal (Crystal) merupakan mutasi dari jambu Muangthai Pak, ditemukan pada tahun 1991 di District Kao Shiung – Taiwan dan diperkenalkan di Indonesia oleh Misi Teknik Taiwan. Jambu kristal memiliki beberapa keistimewaan antara lain berbuah sepanjang tahun, memiliki jumlah biji kurang dari 3% bagian buah, lapisan lilin yang tebal, bobot buah optimum 500 g/buah, dan tekstur buah yang renyah. Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam pemilihan/penetapan lokasi pertanaman jambu kristal adalah sebagai berikut :
Iklim
Tanaman jambu kristal dapat tumbuh di daerah dengan intensitas curah hujan antara 2.000 – 3.000 mm/tahun dan dapat tumbuh, berkembang dan berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 20o – 30oC di siang hari.
Tanaman jambu kristal dapat tumbuh di daerah dengan intensitas curah hujan antara 2.000 – 3.000 mm/tahun dan dapat tumbuh, berkembang dan berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 20o – 30oC di siang hari.
Media Tanam
Tanaman jambu kristal dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur dengan derajat keasaman tanah (pH), yaitu antara 6 – 6,5 serta berdrainase baik.
Tanaman jambu kristal dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur dengan derajat keasaman tanah (pH), yaitu antara 6 – 6,5 serta berdrainase baik.
Ketinggian Tempat
Tanaman jambu kristal dapat tumbuh baik pada ketinggian antara 5 – 1.000 m dpl 1.2. Sentra PengembanganSentra pengembangan jambu Kristal ada di Bengkulu (Bengkulu Utara), Jawa Barat (Depok, Majalengka, Bogor, Kuningan, Subang, Sukabumi, Sumedang), DI. Yogyakarta (Gunung Kidul), Papua (Kota Jayapura), dan Papua Barat (Manokwari).
Tanaman jambu kristal dapat tumbuh baik pada ketinggian antara 5 – 1.000 m dpl 1.2. Sentra PengembanganSentra pengembangan jambu Kristal ada di Bengkulu (Bengkulu Utara), Jawa Barat (Depok, Majalengka, Bogor, Kuningan, Subang, Sukabumi, Sumedang), DI. Yogyakarta (Gunung Kidul), Papua (Kota Jayapura), dan Papua Barat (Manokwari).
(Sumber : ePetani, Penulis : Dodi Kurniawan (Dit. Budidaya dan Pascapanen Hortikultura)
Kamis, 12 November 2015
Rabu, 11 November 2015
Rabu, November 11, 2015 by UnknownNo comments
Direktur Eksekutif Yayasan
Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) M.S. Sembiring mengatakan, rata-rata
petani di Indonesia hanya mengantongi Rp 200 ribu per bulan, angka
yang sangat kecil dibanding dengan harga bahan pokok yang terus meroket.
“Petani merupakan profesi
yang banyak ditinggalkan penduduk Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat
pada tahun 2003 masih ada 31 juta rumah tangga usaha tani. Satu
dekade kemudian, jumlahnya merosot jadi 26,5 juta,”kata sembiring dalam
siaran pers yang dikirim ke Flobamora.net, Jumat (16/10) bertepatan
dengan peringatan Hari Pangan Sedunia tahun 2015.
Menurut dia, mengutip
pernyataan Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada awal Maret lalu, minat warga
Negara Inodnesia menjadi petani turun karena penghasilannya yang
sangat minim.
Dia menjelaskan, penurunan
jumlah petani itu berpotensi mengganggu target swasembada beras sebesar
73,4 juta ton gabah kering giling. Tapi, apakah petani harus
menggantungkan mata pencahariannya terhadap beras semata?
“Rata-rata petani sawah di
Indonesia mempunyai lahan garapan sekitar 0,3 hektar. Sudah saatnya petani di
Indonesia berdaya,” ujarnya.
Dia menuturkan,
petani sebagai soko pangan di Indonesia perlu mendapatkan perlindungan agar
kehidupannya lebih baik.
Kata dia, Badan
Pangan dan Pertanian dunia (FAO) menggarisbawahi nasib petani dalam hari pangan
sedunia yang jatuh setiap tanggal 16 Oktober. Tahun 2015 ini, tema haripangan sedunia
“Perlindungan Sosialdan Pertanian: memutus siklus kemiskinan di pedesaan”. Adapun
untuk Indonesia temanya adalah “Pemberdayaan Petani Sebagai Penggerak
Ekonomi Menuju Kedaulatan Pangan.”
Sementara Puji Sumedi,
Program Officer untuk Ekosistem Pertanian Yayasan KEHATI menyatakan ada tiga
kata kunci dalam tema hari pangan tahun ini. “Pemberdayaan Petani, Penggerak
Ekonomi dan Kedaulatan Pangan,” ujarnya.
Dia menguraikan, memulai
dari pemberdayaan petani, bisa dirujuk data-data dari Badan Pusat Statistik
tentang nasib petani. Data sudah bicara bahwa profesi petani tak lagi menjadi
pilihan utama generasi muda. Tetapi, semacam kewajiban turun temurun atau
memang tak ada lagi pilihan pekerjaan yang lain.
Di
Indonesia, tambahnya, nasib petani seakan tak berjamin. Jika gagal
panen dan lahan tergadai, pemerintah belum bisa mengulurkan tangannya. Setidaknya
angin sejuk sudah berhembus mulai pekan pertama Oktober 2015. Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) memastikan mulai pekan ini, petani yang gagal
panen biasa mendapatkan uang santunan asuransi pertanian.
“Kebijakan tersebut
berlaku, lantaran dana premi asuransi sebesar Rp 150 miliar kepada
Asuransi Jasindo sebagai penyelenggara asuransi pertanian sudah
dicairkan,” kata Puji.
Puji menambahkan, langkah
positif tersebut perlu dukungan dari internal petani. Artinya, petani juga
harus cerdas dan inovatif sesuai dengan kondisi geografis dan iklim setempat.
puji mencontohkan untuk
petani di Nusa Tenggara Timur yang kering, lebih membutuhkan teknik pertanian
dengan memanfaatkan sedikit air yang bisa tumbuh subur di lahan kering.
Sehingga diharapkan petani bisa tetap mendapatkan pendapatan, tanpa tergantung
dengan musim. Kesejahteraan petani akan membuat profesi ini berkelanjutan,
karena generasi muda melihat menjadi petani adalah profesi yang menjanjikan.
Merujuk pada kata kunci kedua, bahwa pemberdayaan petani sebagai penggerak
ekonomi pun bisa terwujud.
Kata kunci terakhir adalah
kedaulatan pangan. Undang-Undang Pangan No 18 Tahun 2012 sudah mendefinisikan
kedaulatan pangan dalam pasal satu ayat 2.
Kedaulatan Pangan adalah
hak Negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang
menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat
untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
Definisi tersebut menegaskan posisi pangan lokal. Sayang, menurut Puji,
kedaulatan pangan belum ditanggapi serius oleh pemerintah.
Bukti nyata adalah target
swasembada pangan. Bisa dilihat jumlah yang harus dicapai hanya berkutat pada
varietas padi, jagung dan kedelai (pajale). Padi dengan 73,4 juta ton gabah
kering giling, jagung sejumlah 20 juta ton dan kedelai sebanyak 2, 5 juta
ton. “Idealnya sumber swasembada pangan itu tidak hanya diukur dari
pajale, sesungguhnya potensi pangan Indonesia sangat kaya,” ujar
Puji.
Sebagai umat beragama,
menurut Puji, kita patut bersyukur kepada Tuhan yang menciptakan berbagai jenis
pangan di bumi. Caranya adalah memanfaatkannya dengan baik untuk kehidupan
masyarakat di Indonesia. “Ini adalah dasar yang paling sederhana untuk jadi landasan
kebijakan,” kata dia.
Di samping berbagai alasan
lain baik secara ilmiah maupun secara aspek sosial dan budaya sesungguhnya
melestarikan anugerah keragaman pangan di Indonesia adalah suatu sikap yang
bijak. Pelestarian tersebut terwujud dalam penanaman kembali sumber pangan
lokal dan mengomsumsinya kembali.
KEHATI berjuang dan
mendorong pemanfaatan pangan lokal sebagai salah satu sumber kedaulatan pangan
yang tertuang dalam rencana strategis 2013-2017. Kepedulian terhadap potensi
pangan di Indonesia juga masuk dalam empat tema utama program KEHATI yaitu
Pangan, Energi, Kesehatan dan Air.
Dukungan KEHATI terhadap
pemanfaatan sumber pangan lokal oleh petani bisa dilihat di kawasan Flores
Timur dengan pemberdayaan petani pangan lokal. Di Sulawesi Utara, tepatnya di
Pulau Sangihe, KEHATI juga mengajak petani untuk kembali bercocok tanam yang
lestari untuk komoditas rempah dan sagu. Begitu pula yang KEHATI lakukan
bersama para petani di Yogyakarta dengan memanfaatan aneka umbi
Rabu, November 11, 2015 by UnknownNo comments
Potensi
bisnis jahe merah semakin mendapatkan tempat di mata konsumen. Meski khasiat
jahe sudah dikenal sejak bertahun-tahun yang lalu, trend produksi obat herbal
turut memberikan andil populernya olahan dari jahe. seperti yang sudah banyak
diketahui olahan jahe mampu memberikan efek yang baik bagi tubuh manusia
diantaranya menambah stamina dan vitalitas tubuh. Salah satu jenis jahe yang
sering dibudidayakan adalah jahe merah atau yang disebut dengan Jahe Sunti.
Ciri dari Jahe ini adalah rimpangnya kecil,warnanya kuning kemerahan, seratnya
kasar, rasanya sangat pedas dan aroma yang sangat tajam.
Untuk
menghasilkan produksi Jahe Merah yang baik diperlukan tanah yang banyak
mengandung bahan organik atau humus dan drainase yang baik. Jahe merah sangat
cocok ditanam pada daerah yang beriklim sejuk dengan ketinggian 500-100 m dpl.
Meski demikian sebenarnya Jahe Merah bisa juga tumbuh dan berkembang pada
dataran rendah.
Cara
Menanam Jahe Merah
Pada
umunya Tanaman jahe diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan rimpang.
Sebelum Jahe Merah ditanam terlebih dulu disiapkan lahan dengan membuat
bedengan pada lahan yang dibentuk dengan lebar 80 – 100 cm dan panjang
disesuaikan dengan kondisi lahan, jarak antar bedengan 40 – 50 cm. Pada
bedengan dibuat alur sedalam 10 – 15 cm sebagai lubang tanam kemudian bibit
ditanam sedalam 3 – 5 cm dengan tunas menghadap ke atas. Setelah tanam dapat
diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun pisang terutama pada daerah-daerah yang
penyinarannya cukup tinggi.
Setelah
tanaman Jahe merah ditanam, taham selanjutnya adalah tahap pemeliharaan.
Pemeliharaan meliputi penyulaman untuk mengganti tanaman jahe yang tidak tumbuh
atau perkembangannya kurang baik. Langkah lain adalah penyiangan tanaman jahe
merah,agar tidak terganggu oleh gulma. Penyiangan sangat penting dilakukan pada
3 bulan pertama.
Pada usia satu bulan setelah tanam, pemupukan
jahe merah perlu dilakukan dengan pupuk urea dan KCL. Jumlah pemupukan urea 400
kg/ha dan KCL 300 kg/ha. Pada saat usia jahe merah 3 bulan dilakukan pemupukan
kembali dengan urea 400 kg/ha.
Panen
Jahe Merah
Tanaman
jahe umumnya dipanen tua setelah berumur 8 – 10 bulan saat kadar oleoresin
optimum ditandai dengan rasa pedas dan bau harum. Khusus untuk jahe gajah
bisanya dipanen disesuaikan dengan tujuan pemanfaatannya. Kemampuan produksi
budidaya jahe jahe merah dan jahe emprit adalah 10 – 15 ton / ha.
Senin, 09 November 2015
Senin, November 09, 2015 by UnknownNo comments
Kelengkeng adalah salah satu komoditas tanaman buah
yang pada dasarnya telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia..
Kelengkeng yang dahulu hanya dapat dibudidayakan di dataran tinggi dengan terciptanya varietas-varietas kelengkeng baru kini kelengkeng dapat dibudidayakan di dataran rendah dengan pola budidaya yang baik dan benar...
Untuk pada kesempatan kali ini kami mencoba berbagi cara budidaya kelengkeng
1. Persiapan Lahan
Lahan yang akan ditanami oleh kelengkeng dibersihkan dahulu. dibebaskan dari tanaman keras yang akan mengganggu pertumbuhan tanaman kelengkeng akibat perebutan unsur hara dan sinar matahari
2. Pembuatan lubang tanam
Lubang tanam kelengkeng dibuat sedalam 70x70x70 cm untuk tanah gembur dan 100x100x100 cm untuk tanah keras. dengan jarak tanam 7x7m tanah galian lubang diletakkan di samping kiri dan kanan lubang dan dipisahkan antara lapisan tanah atas dan tanah bawah. agar lebih mudah dalam pencampuran pupuk dasar
3. Pengaplikasian pupuk dasar
Lubang yang telah dibuat tadi dibiarkan 1 minggu hal ini dilakukan untuk menurunkan derajat keasaman tanah dan membunuh bakteri patogen. setelah lubang dibiarkan terbuka selama 1 minggu campurkan 25 kg pupuk kompos, 2 kg pupuk npk, dan 2 kg kapur dolomit dengan tanah galian kemudaian masukkan tanah yang telah dicampur tadi. lapisan tanah atas di kembalikan ke dasar lubang tanam dan lapisan tanah bawah dimasukkan kemudian, biarkan sekitar 2-3 hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan bakteri tanah unatuk melakukan dekomposisi pupuk.
4. Persiapan Bibit Tanaman
Pilih bibit tanaman yang sehat dan memiliki cabang yang kompak. pilih bibit yang berusia 1-1,5 tahun dan bebas dari penyakit. sebelum proses penanaman dilakukan proses karantina selama 1 minggu hal ini dilakukan untuk adaptasi tanaman dengan agroklimaks setempat. selama proses karantina tanaman cukup disisram 1 hari 2 kali
5. Penanaman
Setelah 2-3 minggu lubang tanam dibiarkan melakukan proses dekomposisi barulah tanaman kelengkeng ditanam dengan membuat koakan di titik tanam. usahakan dalam menanam bibit tanaman okulasi mata okulasi menghadap ke timur dan berjarak 15 cm dari permukaan tanah. hal ini bertujuan untuk menghindari timbulnya jamur pada mata okulasi. penanaman harus sedikit ditinggikan agar air tidak menggenang.
6. Pembuatan petak personal
Petak personal dibuat seluas 2x2 m petak personal tanaman dibuat sebagai drainase dan area bebas gulma serta area penahan konsentrasi pupuk yang akan diaplikasikan, jaga agar petak personal bersih dan bebas dari gulma
7. Pemupukan
Pemupukan dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan dosis 2sendok makan npk dan 2sendok makan instan green
8. Pengendalian hama penyakit
Untuk pengendalian hama penyakit sebagai usaha preventif dilakukan 1 bulan sekali dengan pestisida dan fungisida dengan dosis 10ml per tangki sprayer pemberian perekat dengan sedikit menambahkan detergen cair. aplikasi pada pagi hari dan sore hari hindari aplikasi pada siang hari dan pada saat matahari terik
Pengamatan rutin dilakukan agar mengetahui hama dan penyakit yang menyerang. Pada saat pengobatan pengaplikasian dilakukan 1 minggu sekali sampai tanaman sehat kembali
9. Pemberiaan Booster
Pemberian booster dilakukan untuk memacu tanaman kelengkeng berbuah pengaplikasian booster dilakukan pada usia tanaman 1 tahun dari penanaman dengan dosis 250ml per tanaman dengan cara dikocorkan ketanaman. umumnya tanaman akan berbuah setelah 6 bulan dihitung dari tanggal pengaplikasian. pemberian booster dilakukan setiap 9 bulan sekali dan tiap pengaplikasian dosis booster dinaikan 2 kali lipat
10. Perawatan bunga dan buah
6 bulan setelah pengaplikasian booster biasanya tanaman akan memasuki fase inisiasi bunga dilakukan perawatan dengan menyemprotkan pestisida,fungisida setengah dosis dan 1 sendok makan larutan instan blue buah/gandasil buah pengaplikasian dilakukan 2 kali yaitu pada saat fase tanaman berbunga dan ketika bunga sudah menjadi buah. pada penyemprotan ke 2 sekaligus dengan memasang jaring-jaring pada setiap gerombolan buah.
11. Panen dan Pasca Panen.
Panen terjadi pada usia 3-4 bulan terhitung dari fase tanaman berbunga. pemanenan dilakukan dengan memangkas pucuk dahan dengan gunting panen usahakan agar pemotongan rapi untuk memperbanyak tunas yang tumbuh dan menghindari munculnya jamur dan bakteri pada bekas pemotongan
Sabtu, 07 November 2015
Sabtu, November 07, 2015 by UnknownNo comments
Budidaya Cabe Rawit
Cabe rawit dapat ditanam di lahan mana saja seperti lahan sawah, tegalan, dan tempat yang terlindungi oleh pepohonan sekalipun asalkan pesyaratan tumbuhnya terpenuhi. Penulis memang tidak membudidayakan secara besar-besaran seperti halnya petani sayuran lain yang membudidayakan cabe biasa, melainkan “hanya” menggunakan lahan produktif yang ada yaitu sekitar 1000 populasi (batang) saja. Populasi ini lebih sedikit dibandingkan beberapa waktu lalu yang hingga mencapai 4000 populasi. Meskipun hanya berkisar 1000 batang, penggunaan mulsa plastik hitam perak (HP) merupakan sesuatu yang penting. Sebagai perbandingan, untuk populasi 4000 batang, kami menggunakan kurang lebih 40 Kg mulsa plastik ukuran standar.
Pilih Benih
Budidaya Cabe Rawit diawali dengan pemilihan benih. Pemilihan benih merupakan langkah awal yang sangat penting. Karena bila kita memilihi benih yang tidak baik, tentu saja hasilnya pun tidak baik pula. Bibit atau benih cabe harus sudah tersedia terlebih dahulu sebelum kita mulai mengerjakan lahan. Benih cabe rawit dapat diperoleh dari toko pertanian setempat baik berupa varietas lokal, OP maupun hibrida. Pemilihan benih lokal, OP maupun hibrida tergantung pada petani itu sendiri. Namun akan lebih bagus dan lebih prima hasilnya bila kita menggunakan benih hibrida atau OP yang unggul yang ada dipasaran. Mengapa? Pengalaman telah menunjukkan bahwa hasil produksi benih hibrida atau veritas OP yang unggul jauh lebih baik dibandingkan varietas lokal. Tidak hanya dari hasil saja, keunggulan cabe rawit unggul dan hibrida dapat dilihat dari vigor, kesaragaman tanaman serta ketahanannya terhadap penyakit yang menunjukkan hasil yang lebih baik. Untuk jenis OP, kita dapat memilih benih cabe rawit seperti varietas Cakra Hijau atau juga Cakra Putih. Khusus untuk Cakra Hijau, dari pengalaman yang pernah kami dapat menun-jukkan bahwa cabe rawit ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi, lebih tahan dari gangguan hama dan penyakit, serta dapat dipanen pada umur 80 – 90 hari setelah tanam. Pertimbangan pemilihan varietas Cakra Hijau juga dipengaruhi oleh cukup banyaknya peminat cabe rawit ini baik dari propinsi Riau maupun negara tetangga karena pedasnya yang luar biasa. Saat ini harga jual cabe rawit tersebut (Bulan Januari 2003-red) mencapai Rp. 15.000,-/Kg. Bahkan bisa lebih dari itu.
Persemaian
Benih cabe yang kita pilih disemaikan seperti halnya cabe besar. Kami melakukan penyemaian dengan menaburkan benih-benih tersebut di atas tanah yang telah dibuat bedengan dengan rapi, dan berderet. Untuk pembibitan digunakan bumbungan yang dibuat dari kertas pembungkus nasi. Karena masa tumbuh cabe rawit lebih lama dari cabe merah biasa, maka sebelum benih ditabur benih sebaiknya direndam terlebih dahulu kira-kira satu hingga dua hari untuk kemudian diperam (dikecambahkan) dengan membungkusnya dengan kain yanag sudah dibasahi dengan air.
Setelah tumbuh radikula (calon akar), barulah benih ditaburkan ke lahan yang telah disiapkan sebelumnya. Agar bibit cabe tidak berhimpitan yang diakibatkan daunnya yang melebar, maka saat penebaran disarankan tidak berdekatan antara benih yang satu dengan yang lain. Untuk itulah penggunaan polybag baik dari plastik, daun pisang maupun yang lainnya sangat dianjurkan. Setelah benih berumur kurang lebih satu hingga satu setengah bulan, yang dicirikan dengan munculnya 4 daun sempurna tanaman cabe, bibit kemudian dipindahtanamkan ke lahan penanaman.
Penanaman
Jarak tanam antara tanaman sebaiknya digunakan 60 – 70 cm dengan jarak antar bedengan 75 cm. Penggunaan jarak yang terlalu rapat akan menyebabkan pertumbuhan tanaman cabe satu sama lain akan berhimpitan, apalagi tanaman cabe rawit memiliki struktur kanopi yang lebih lebar. Tanaman cabe rawit tidak perlu dilakukan perempelan (pembuangan tunas-tunas). Hal ini karena tunas tersebut akan menjadi calon ranting maupun cabang, Semakin banyak cabang atau rantingnya maka semakin baik, karena batang/cabang merupakan tempat tumbuhnya bunga dan buah sehingga semakin banyak pula buah cabai yang akan kita peroleh.
Pemupukan
Peranan pupuk kandang sangat dominan dalam budidaya cabe rawit ini. Pupuk kandang dapat menggunakan kotoran ayam ras.buras, itik, sapi, atau kerbau. Pupuk kandang yang kami gunakan kotoran ayam yang sudah kering adalah sekitar 500 – 700 gram /tanaman. Jadi, untuk populasi 1000 tanaman, menghabiskan pupuk kandang kurang lebih 500 – 700 Kg. Selain menggunakan pupuk organik, pemberian pupuk buatan sangat perlu untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Adapun pupuk buatan yang digunakan pada budidaya cabe rawit adalah urea dengan pupuk NPK Grand-S 15 perbandingan 2 : 1. Dosis pupuk yang digunakan kurang lebih 75 – 80 gram per tanaman. Pupuk kandang diberikan sebagai pupuk dasar yang ditaburkan di bagian kiri dan kanan bedengan. Sedangkan pupuk buatan ditaburkan di bagian tengah bedengan. Setelah penebaran pupuk selesai, bedengan kemudian ditimbun kembali dengan tanah yang diambil dari bagian samping bedengan hingga tertutup dengan ketebalan 2 – 3 cm. Sebagai pengganti Grand - S 15 , dapat juga digunakan pupuk tanigro ditambah Grand-K. Bedengan yang telah ditaburi pupuk kemudain ditutup dengan mulsa HP, dibiarkan kira-kira dua hingga tiga hari untuk kemudian bibit cabai ditempatkan pada setiap lubang tanam yang sudah dibuat sebelumnya. Pertumbuhan cabe rawit akan tampak baik penampilan maupun vigornya pada umur 10 – 15 hst terlebih bila menggunakan bumbungan saat pembibitan.
Hama dan penyakit yang seringkali menyerang cabe rawit adalah ulat daun, kutu daun serta penyakit bercak daun. Pengendalian HPT pada tanaman cabe rawit relatif lebih ringan dibandingkan cabe besar. Untuk mengendalikan serangan ulat, dapat digunakan insektisida biologis seperti Turex WP, sedangkan untuk mengendalikan kutu daun dan thrips dapat digunakan insektisida Winder 25WP atau Winder 100EC. Sedangkan pengedalian penyakit seperti bercak daun dapat dikendalikan dengan Kocide 54WDG atau Victory 80WP. Pemakaian pestisida tersebut dapat dicampur sesuai dosis anjuran yang ada.
Setelah tanaman berumur kira-kira 80 – 90 hari, buah cabe sudah dapat dipetik. Karena varietas cakra hijau ini buahnya kecil dengan warna hijau yang mirip daun, maka pemanenan harus ekstra hati-hati sehingga jangan sampai ada yang luput dari pemetikan (pemanenan). Berdasarkan pengalaman, cabe rawit dapat dipanen minimal 15 kali bahkan bisa sampai 18 kali. Tergantung situasi dan kondisi tanah, vareitas serta lingkungan yang menunjang. Penggunaan ulang pupuk yang sama dengan dosis setengahnya dari dosis awal ditenggarai dapat memperpanjang masa panen cabe rawit 2 – 3 kali lagi.
.
Kamis, 05 November 2015
Kamis, November 05, 2015 by UnknownNo comments
Teknik dan
Cara Mudah
Teknik dan Cara Mudah Budidaya Buah
Naga yang Menguntungkan
Melihat bentuk buah naga yang unik, dan punya rasa manis yang khas
sepertinya menarik sekali. Bagaimana jika mencoba untuk budidaya buah naga…?
kali ini kita akan berbagi mengenai teknik serta cara budidaya tanaman buah
naga. Selamat menyimak.
Pengawasan dan Persiapan Lahan buah Naga
Siapkan terlebih dahulu tiang penopang untuk tegakan tanaman, karena
tanaman ini tak memiliki batang primer yang kuat. Bisa kita gunakan tiang dari
kayu atau beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm dengan tinggi 2 meter, yang
ditancapkan ke tanah sedalam 50 cm. Ujung bagian atas dari tiang penyangga
tersebut diberi besi yang berbentuk lingkaran untuk penopang dari cabang tanaman.
Sebulan sebelum tanam, terlebih dahulu dibuatkan lubang tanan dengan ukuran
40 x 40 x 40 cm dengan jarak tanam 2 m x 2,5 m, sehingga dalam 1 hektar
terdapat sekitar 2000 lubang tanam penyangga pada tiap tiang/pohon penyangga
itu dibuat 3 sampai 4 lubang tanarn dengan jarak sekitar 30 cm dari tiang
penyangga. Lubang tanam tersebut lalu diberi pupuk kandang yang masak sebanyak
5 sampai10 kg dicampur dengan tanah.
Persiapan untuk bibit dan penanaman buah naga
Buah naga bisa kita perbanyak dengan cara: Stek & Biji. Biasanya
ditanam dengan stek dibutuhkan bahan batang tanaman dengan panjang 25 hingga 30
cm yang ditanam dalam polybag dengan media tanam berupa campuran tanah, pasir
dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Kemudian setelah bibit berumur
3 bulan bibit siap dipindah atau ditanam.
Pemeliharaan buah naga
Pengairan Buah Naga. Pada tahap
awal pertumbuhan, pengairan dilakukan 1 sampai 2 hari sekali. Pemberian air
berlebihan akan menyebabkan terjadinya pembusukan.
Pemupukan. Pemupukan
tanaman diberikan pupuk kandang, dengan interval pemberian 3 bulan sekali,
sebanyak 5 sampai10 Kg.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Uniknya dari penanaman buah naga ini adalah belum
ditemukan adanya serangan hama dan penyakit yang potensial. Pembersihan lahan /
pengendalian gulma dilakukan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.
Pemangkasan Buah Naga. Batang utama
(primer) dipangkas, setelah tingginya mencapai tiang penyangga yakni sekitar 2
m, dan ditumbuhkan 2 cabang sekunder, lalu dari masing-masing cabang sekunder
dipangkas lagi dan ditumbuhkan 2 cabang tersier yang berfungsi sebagai cabang
produksi.
Panen Buah Naga. Setelah
tanaman berusia 1,5 hingga 2 tahun, mulai berbunga dan berbuah. Pemanenan pada
tanaman buah naga dilakukan pada buah yang memiliki ciri-ciri warna kulit merah
mengkilap, jumbai/sisik berubah warna dari hijau menjadi kemerahan. Pemanenan
dilakukan dengan menggunakan gunting, buah sudah bisa dipanen saat buah
mencapai umur 50 hari terhitung sejak bunga mekar dalam 2 tahun pertama.
Budidaya buah naga ini sepertinya tidak sulit, namun butuh waktu lama jika
ingin menikmati buahnya. Selamat berkebun.
Rabu, 04 November 2015
Rabu, November 04, 2015 by UnknownNo comments
Asuransi Pertanian
Pemerintah ingin
memberikan perlindungan lebih kepada para petani. Salah satu cara yang yang
dilakukan adalah dengan memberikan asuransi pertanian. Menteri Pertanian Andi
Amran Sulaiman berharap, pemberian asuransi pertanian tersebut dapat berjalan
pada tahun ini.
"Mudah-mudahan
tahun ini," kata dia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, Jakarta, Kamis (6/8/2015). Amran bersikeras agar asuransi
tersebut dapat segera terealisasi. Hal ini untuk melindungi para petani dari
risiko seperti gagal panen.
"Kalau saya
maunya lebih cepat. Petani bisa menikmati asuransi," tambahnya.
Sebelumnya, Amran menjelaskan untuk asuransi tersebut pemerintah akan menyiapkan anggaran subsidi premi asuransi pertanian sebesar Rp 150 miliar. "Untuk asuransi pertanian ada Rp 150 miliar, akan mulai jalan tahun ini," katanya.
Sebelumnya, Amran menjelaskan untuk asuransi tersebut pemerintah akan menyiapkan anggaran subsidi premi asuransi pertanian sebesar Rp 150 miliar. "Untuk asuransi pertanian ada Rp 150 miliar, akan mulai jalan tahun ini," katanya.
Pada tahap awal,
lanjut dia, asuransi ini hanya diperuntukan bagi pertanian tiga komoditas
pangan utama, yaitu padi, jagung, dan kedelai. Dengan adanya asuransi ini
diharapkan ada jaminan bagi para petani dalam proses produksi ketiga komoditas
tersebut.
"Khusus untuk
padi, jagung, dan kedelai. Tapi kita akan kembangkan. Teknisnya ada di Dirjen
(Direktur Jenderal)," tuturnya.
Sementara, Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) menyatakan para petani Indonesia akan memperoleh akses
asuransi pertanian mulai tahun depan. Hal ini sejalan dengan kebijakan
regulator industri keuangan itu untuk meningkatkan akses para petani ke sistem
keuangan.
Kepala Eksekutif
Pengawas Industri Non-Bank OJK, Firdaus Djaelani mengungkapkan, pemerintah
pusat telah menganggarkan subsidi premi asuransi pertanian sebesar Rp 150
miliar di 2016. (Amd/Gdn)
Rabu, November 04, 2015 by UnknownNo comments
PERTANIAN berkelanjutan adalah gerakan pertanianmenggunakan prinsip ekologi, studi
hubungan antara organisme dan lingkungannya (Rural Science Graduates
Association, UNE, 2002). Sejak duduk di bangku sekolah dasar, kita telah
belajar tentang rantai makanan, di mana semua makhluk itu saling berkaitan dan hidup
berdampingan. Satu mata rantai makanan punah, maka akan mengganggu keseimbangan
ekosistem lainnya.
Mari kita lihat kasus keberadaan tikus di sawah,
binatang penggerat ini, sebelumnya bukanlah hama,melainkan makhluk Allah yang
berhak hidup, berhak makan dan berhak berkembang dan populasinya tetap berada
pada level keseimbangan, karena predatornya yakni Burung Hantu masih berada
dalam populasi stabil.
Seiring dengan waktu bergulir dan pola kehidupan
masyarakat lebih mengutamakan kebutuhan pribadi tanpa memperhatikan habitat
makhluk lain, jumlah populasi burung hantu semakin menurun dan bahkan bisa
dibilang hampir punah. Alhasil, tikus semakin berkembang karena predatornya
(burung hantu) telah punah. Berubahlah status tikus dari makhluk ciptaan Allah,
menjadi hama tidak penting dan kemudian menjadi hama penting/utama.
Dan kemudian apa yang dilakukan manusia dengan
segala keterbatasan pengetahuannya, lahirlah kebijakan di mana Dinas Pertanian
dan Badan Penyuluhan (Bapeluh) mengintruksikan untuk membunuh tikus tanpa ada
kajian dari keseimbangan ekologi-konsep PHT berupa:
(1) memasukkan asap ke liang sarang tikus, sehingga
tikus mati karena sarangnya dipenuhi asap.
(2) meledakkan sarang tikus, sehingga tikus mati di
dalam sarang akibat hulu ledak yang dihasil. Tindakan inilah yang saya sebut
“kecerdasan moral” manusia sudah kritis dan menganggap makhluk selain manusia
harus dimusnahkan.
Perlu diperhatikan pada kasus tikus, yang perlu
diperhatikan adalah agroekosistem, di mana habitat Burung Hantu tetap terjaga
sebagai predator tikus, saling ketergantungan satu mahkluk dengan makhluk lain
adalah konsep dasar dalam kegiatan/usaha tani pertanianberkelanjutan. Ketika populasi tikus
meningkat, maka meningkat pula populasi burung hantu. Ketika populasi tikus
menurun, maka ikut menurun pula populasi burung hantu dan begitu seterusnya.
Itulah kondisi keseimbangan alam sebagai komponen utama dalam pertanian berkelanjutan.
Perlu kita ingat satu firman Allah Swt dalam
Alquran: “(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi, (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, maha suci Engkau, maka perihalah kami dari siksa neraka.” (QS.
Ali Imran: 191)
Hanya keterbatasan ilmulah kemudian manusia membuat
kerusakan di muka bumi ini, sebagaimana firman-Nya: “Telah tampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka
kembali (kejalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)
Pertanian berkelanjutan telah didefinisikan sebagai
sebuah sistem terintegrasi antara praktik produksi tanaman dan hewan dalam sebuah
lokasi dan dalam jangka panjang memiliki fungsi sebagai berikut (Gold, M.
United States Department of Agriculture, 2009): Memenuhi kebutuhan pangan dan
serat manusia; Meningkatkan kualitas lingkungan dan sumber daya alam
berdasarkan kebutuhan ekonomi pertanian; Menggunakan sumber daya alam tidak
terbarukan secara sangat efisien; Menggunakan sumber daya yang tersedia di
lahan pertaniansecara terintegrasi, dan memanfaatkan
pengendalian dan siklus biologis jika memungkinkan; Meningkatkan kualitas hidup
petani dan masyarakat secara keseluruhan.
Tanpa menjaga keseimbangan alam, mustahil
penggunaan musuh alami dalam mengelola organisme pengganggu tanaman (OPT) akan
berhasil, karena musuh alami membutuhkan kondisi lingkungan yang sesuai dengan
perkembangan populasinya. Kecerdasan moral dalam mengambil sebuah kebijakan
akan menghasil tindakan yang tidak merusak/mengganggu ekosistem alam. Siapa
yang salah ketika kawanan Gajah merusak kebun sawit? Apakah gajah yang salah
atau manusia, yang membuka ribuan hektar kebun sawit, sehingga habitat gajah
terganggu. Manusia hanya memikirkan keuntungannya saja, tanpa mempertimbangkan
kelangsungan hidup hewan lain.
Kearifan lokal setiap daerah/gampong, sudah
memiliki kearifan lokal atau adat istiadat secara turun-temurun, tapi karena
tidak pernah tertulis, dari waktu ke waktu, kearifan lokal hilang sendiri,
tenggelam oleh budaya luar. Padahal kearifan lokal itu memiliki kekuatan hukum
yang mengikat penduduk setempat.
Aceh Selatan, misalnya, dalam beberapa tahun
terakhir mulai menggali kembali kearifan lokalnya. Hal ini terkait dengan
langkanya dan bahkan hampir punahnya burung pemakan ulat penggerak batang pala.
Ulat penggerek batang pala ini menjadi hama penting selain penyakit akar putih
(JAP) pada tanaman pala. Predator ulat tersebut adalah burung Murai Batu, Murai
Gampong dan Cempala. Harga ketiga burung tersebut sangatlah mahal, sehinggal
masyarakat terus memburu burung tersebut. Alhasil, ulat penggerek batang pala
terus bertambah seiring predatornya semakin berkurang.
Atas penomena tersebut, berdasarkan Kajian
Konservasi Alam Lestari Kabupaten Aceh Selatan, pemerintah setempat melaksanakan
program penggalian kearifan lokal/pengetahuan lokal di beberapa desa sebagai
pilot project dalam melestarikan ekosistem terkait kasus ulat penggerek batang
pala. Di antaranya poin kebijakannya adalah dilarang menangkap, memelihara dan
memperjual-belikan burung pemakan ulat penggerek tanaman pala, seperti; Murai
Batu, Murai Kampong, Cempala dan jenis burung pemakan ulat lainnya.
Kearifan lokal/pengetahuan lokal inilah yang
kemudian dijadikan dasar sebagai Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
tata ruang Aceh selatan. Ini sesuai dengan UU No.32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, di antaranya memuat klausul
mengenai KLHS sebagai satu instrumen dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup. Dan ini sangat sesuai dengan strategi pertanian berkelanjutan.
Kerusakan lingkungan tidak akan memberi pengaruh
positif dalam penerapan konsep biological control. Keseimbangan ekosistem alam
menjadi tulang punggung dalam pertanianberkelanjutan sehingga keberadaan musuh alami dari
OPT tetap berada pada keadaan stabil dan OPT pun bisa tertekan di level ambang
keseimbangan.
(Khaidir, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Abulyatama Aceh
(Unaya)
Langganan:
Postingan (Atom)